Kajian Fiqih "Cara Mencuci Kemaluan"

☕ Laki"👨
Setelah membuang air kecil, disunnahkan berdehem dengan keras 3 kali. Agar supaya air kencing benar" keluar semua. Setelah itu, urutlah kemaluan dari pangkal hingga ke ujung beberapa kali. Hingga yakin tidak ada lagi air kencing yg tersisa.
وأن يستبرئ من بوله عند انقطاعه بتنحنح ونتر ذكر
"menuntaskan pipisnya dengan cara berdehem dan mengurut-urut Dzakar (kemaluannya)". (FATHUL WAHHAB juz 1 hal 10).
وأن يستبرئ من البول بالتنحنح والنتر ثلاثا وإمرار اليد على أسفل القضيب
"dan menuntaskan pipisnya dengan cara berdehem 3x dan menjalankan tangan di atas penis (mengurut batang dzakar).  [ IHYA' ULUUMIDDIN "juz 1 halaman 130 ].
ويسن ان يستبرئ من البول عندانقطاعه بنحوتنحنح ونثرذكر
قال في المجموع والمختاران ذلك يختلف باختلاف الناس والقصد ان يظن انه لم يجربمجري البول شئ يخاف خروجه فمنهم يحصل هذابادنى عصرفمنهم من يحتاج الى تكراره ومنهم من يحتاج الى تنحنح ومنهم من لايحتاج الى شيء هذا وينبغي لكل احد ان لاينتهي الى حدالوسوسة.
 بجيرمي على الخطيب /١/١٧٥
Di sunnahkan berusaha menuntaskan dari sisa" air kencing nya. Dengan cara berdehem atau mengurut dzakarnya.
Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam kitab majmu'nya:Pendapat yg terpilih adalah "sesungguhnya dlm hal ini tergantung perseseorangan, lain orang bisa lain cara, yg menjadi tujuan utama dalam hal ini agar punya dugaan bahwa tak ada seseuatupun yg tertinggal pada jalannya kencing, yang di khawatirkan akan keluar lagi. Sebagian orang ada yg cukup dg hanya di urut sedikit, ada yg butuh di urut berulang ulang kali, ada yg hanya cukup berdehem saja, dan yg tdk butuh di urut dan berdehem dll Dan sebaiknya melakukan hal tersebut jangan sampai terbilang wawas".
Terakhir, basuhlah dengan air hingga bersih

☕ Wanita👩
Sebelum buang air, hendaknya wanita melepas celana dalamnya. (Bukan cuma diturunkan) 😬Agar mempermudah ketika proses bersuci nanti.
Sebelum mencuci kemaluannya, hendaklah ia istibro' dengan cara:
Mengurutnya, dengan meletakkan (menekankan) jari-jari tangan kirinya dari atas kebawah pada bulu kemaluannya.
بجيرمي على الخطيب
وتضع المرأة أصابع يدها اليسرى على عانتها
Al mausu'ah Alfiqhiyyah juz 3 hal 169 maktabah syamilah
كَيْفِيَّةُ الاِسْتِبْرَاءِ:
١٠ - الاِسْتِبْرَاءُ إِمَّا أَنْ يَكُونَ مِنَ الْغَائِطِ، وَإِمَّا أَنْ يَكُونَ مِنَ الْبَوْل، فَإِذَا كَانَ مِنَ الْغَائِطِ فَإِنَّهُ يَكْفِيهِ أَنْ يُحِسَّ مِنْ نَفْسِهِ أَنَّهُ لَمْ يَبْقَ شَيْءٌ فِي الْمَخْرَجِ مِمَّا هُوَ بِصَدَدِ الْخُرُوجِ.
وَأَمَّا إِذَا كَانَ مِنَ الْبَوْل، فَهُوَ إِمَّا مِنَ الْمَرْأَةِ، وَإِمَّا مِنَ الرَّجُل، فَأَمَّا الْمَرْأَةُ فَإِنَّهُ لاَ اسْتِبْرَاءَ عَلَيْهَا عِنْدَ الْحَنَفِيَّةِ، وَلَكِنْ إِذَا فَرَغَتْ تَنْتَظِرُ قَلِيلاً ثُمَّ تَسْتَنْجِي، وَذَهَبَ الشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ إِلَى أَنَّ الْمَرْأَةَ تَسْتَبْرِئُ بِعَصْرِ عَانَتِهَا.
وَأَمَّا الرَّجُل فَاسْتِبْرَاؤُهُ يَحْصُل بِأَيِّ أَمْرٍ اعْتَادَهُ دُونَ أَنْ يَجُرَّهُ ذَلِكَ إِلَى الْوَسْوَسَةِ (٢) .
(٢) رد المحتار ١ / ٢٣٠، وحاشية القليوبي ١ / ٤١، وشرح الزرقاني على خليل ١ / ٨٠، والمغني لابن قدامة ١ / ١٥٥، والإحياء ١ / ١٣٦
[حاشية قليوبي]
وَيَسْتَبْرِئُ مِنْ الْبَوْلِ) .
قَالَ شَيْخُنَا الرَّمْلِيُّ: وَكَذَا مِنْ الْغَائِطِ. قَوْلُهُ: (وَنَتْرِ) هُوَ بِالْمُثَنَّاةِ الْفَوْقِيَّةِ بَعْدَ النُّونِ وَمَعْنَاهُ الْجَذْبُ، وَالْمُرَادُ مَسَحَ بِهِ ذَكَرَهُ بِإِبْهَامِهِ وَسَبَّابَتِهِ مِنْ أَسْفَلِهِ إلَى أَعْلَاهُ، وَفِي الْمَرْأَةِ بِعَصْرِ عَانَتِهَا. قَوْلُهُ: (وَغَيْرِ ذَلِكَ) مِنْهُ الْمَشْيُ أَوْ أَقَلُّهُ كَمَا قِيلَ سَبْعُونَ خُطْوَةً وَعِبَارَةُ الْخَطِيبِ وَابْنِ عَبْدِ الْحَقِّ وَأَكْثَرَ مَا قِيلَ فِيهِ سَبْعُونَ خُطْوَةً انْتَهَى، وَفِيهِ نَظَرٌ، وَيَظْهَرُ أَنَّهُ لَا يَتَقَيَّدُ بِعَدَدٍ بَلْ بِمَا يَغْلِبُ بِهِ عَلَى الظَّنِّ انْقِطَاعُهُ بِهِ. 
Kemudian wajib membasuh  kemaluan hingga anggota yang yang nampak ketika jongkok. (Untuk anggota yang nampak  Ketika jongkok akan berbeda, antara wanita yang sudah menikah atau janda dengan wanita yang belum menikah/perawan).
Setelah membasuh kemaluan, hendaknya menyiramkan air dari batas pusar (depan) hingga bagian belakang (pinggul). Karena ketika kencing, dikhawatirkan air tsb memercik memercik kemana". 💦
Terakhir, sebelum memakai dalaman lagi, hendaknya kemaluan di lap dahulu hingga kering. 😉

Comments

Popular posts from this blog

Syawir "Hukum Sholawat saat Memandikan Jenazah"

Kajian Qowaidh al fiqh ( Kitab al Asybah wa an Nadzoir) "Hal yang Berhubungan dengan Niat"

Kajian Ushul Fiqh (waroqot) "Perilaku Shohibus Syariah"