Syawir "Hukum Imam Madhab tentang Permainan Anak-Anak dengan Adanya Taruhan ataupun Tidak"

👉Deskripsi Masalah
Assalamualaikum
Dalam Tafsir Ibnu Katsir Surat al-Ma'idah ayat 90 dijelaskan:
Allah Swt. berfirman melarang hamba-hamba-Nya yang beriman meminum khamr dan berjudi. Telah disebutkan dalam sebuah riwayat dari Amirul Mu’minin Ali ibnu Abu Talib r.a., bahwa ia pernah mengatakan catur itu termasuk judi. Begitu pula menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari ayahnya, dari Isa ibnu Marhum, dari Hatim, dari Ja'far ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari Ali r.a.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail Al-Ahmasi, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Sufyan, dari Lais, dari Ata, Mujahid, dan Tawus, menurut Sufyan atau dua orang dari mereka; mereka telah mengatakan bahwa segala sesuatu yang memakai taruhan dinamakan judi, hingga permainan anak-anak yang memakai kelereng.
Telah diriwayatkan pula dari Rasyid ibnu Sa'd serta Damrah ibnu Habib hal yang semisal. Mereka mengatakan, "Hingga dadu, kelereng, dan biji juz yang biasa dipakai permainan oleh anak-anak."
Sementara jika kita perhatikan di masyarakat anak2 masih bermain dengan cara taruhan. Walaupun hanya kecil2an.

👀Pertanyaan
Bagaimanakah pendapat Imam Madzhab mengenai permainan anak-anak yang memakai taruhan ataupun yang tidak memakai taruhan ? Seperti kelereng yang menang dapat kelereng lawan2nya, dsb.

💦Jawab 
Untuk anak yang belum baligh tdak ada hukum baginya karna belum terkena taklif, kendatipun demikian bagi orang yang lewat dan tau wajib untuk menegur dan mengajari kepada sesuatu yang benar berdasarkan syar'i
أن رسو الله صلى الله عليه وسليم قال: (رفع القلم عن ثلاثة: عن الصبي حتى يبلغ، وعن النائم حتى يستيقظ، وعن المعتوه حتى يبرأ)
Nabi Muhammad SAW bersabda : “Terangkat pena dari seorang bocah hingga ia baligh (dewasa), dari orang yang tidur hingga ia bangun, dan dari orang yang hilang kesadarannya hingga ia sembuh”
قال ابن حبان : المراد برفع القلم ترك كتابة الشر عليهم دون الخير قال الزين العراقي : وهو ظاهر في الصبي دون المجنون والنائم لأنهما في حيز من ليس قابلا لصحة العبادة منهم لزوال الشعور فالمرفوع عن الصبي قلم المؤاخذة لا قلم الثواب لقوله عليه الصلاة والسلام للمرأة لما سألته : ألهذا حج قال : نعم.
Ibn Hibban berkata “Yang dimaksud terangkatnya pena dalam hadits diatas adalah tidak tertulisnya catatan kejelekan tapi tertulisnya catatan kebaikan untuk mereka”. AZ-Zain al’Iraaqy menambahkan bahwa yang demikian nyata dalam kasus bocah kecil tapi tidak untuk orang yang tidur dan orang yang gila karena keduanya tergolong orang-orang yang tidak diterima keabsahan ibadahnya sebab keduanya menjalankannya diluar kesadaran, dengan demikian yang terangkat adalah pena siksaan hukuman bukan pena pemberian ganjaran berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW saat ditanya seorang wanita, “apakah yang ini tergolong haji ?” Nabi menjawab “Ya”. [ Faidh al-Qadiir IV/47 ].
ذكر بن حبان أن المراد برفع القلم ترك كتابة الشر عنهم دون الخير وقال شيخنا في شرح الترمذي هو ظاهر في الصبي دون المجنون والنائم لأنهما في حيز من ليس قابلا لصحة العبادة منه لزوال الشعور
Ibn Hibban menuturkan “Yang dimaksud terangkatnya pena dalam hadits diatas adalah tidak tertulisnya catatan kejelekan tapi tertulisnya catatan kebaikan untuk mereka”. Guru kami dalam Syarh at-Tirmidzy menambahkan bahwa yang demikian nyata dalam kasus bocah kecil tapi tidak untuk orang yang tidur dan orang yang gila karena keduanya tergolong orang-orang yang tidak diterima keabsahan ibadahnya sebab keduanya menjalankannya diluar kesadaran. [ Fath al-Baari 12/121 ].
ويجب أيضا على من مر نهيه عن المحرمات وتعليمه الواجبات ونحوها من سائر الشرائع الظاهرة ولو سنة كسواك وأمره بذلك
ولا ينتهي وجوب ما مر على من مر إلا ببلوغه رشيدا وأجرة تعليمه ذلك كالقرآن والآداب في ماله ثم على أبيه ثم على أمه
“Dan wajib bagi orang yang telah tersebut diatas melarangnya dari hal-hal yang diharamkan dan mengajarkannya tentang kewajiban-kewajiban dan ajaran-ajaran syariat dhahir lainnya meskipun hal-hal yang sunah seperti siwak dan wajib memerintahkannya mengerjakan ajaran-ajaran tersebut. Dan kewajiban mengajarkan dan memerintahnya tidak terbatas hingga ia mencapai usia dewasa dalam keadaan rasyid (pintar), Biaya pembelajarannya seperti pembelajaran al-Quran, adab dan ilmu lainnya dibebankan pada harta anak tersebut, kemudian bila tidak mampu pada ayahnya kemuadian pada ibunya. [ Fath al-Mu’in I/25 ]. 
يجب على ولي الصبي والصبية المميزين أن يأمرهما بالصلاة ويعلمهما أحكامها بعد سبع سنين ويضربهما على تركها بعد عشر سنين
Wajib bagi walinya anak laki laki maupun perempuan yang tamyiz untuk memerintahkan mereka sholat dan mengajari mereka hukum hukumnya setelah umur tujuh tahun,dan memukul mereka ketika mereka meninggalkannya setelah umur sepuluh tahun.[Sulamu at-Taufiq/18]

NB:
jadi untuk jawaban pertanyaan di atas permainan yg mengandung judi diharamkan bagi yang sudah taklif untuk yg tidak mengandung judi maka melihat 'ilat yang lain. Untuk yang belum taklif wajib bagi orang tua/waly/orang yang tau menegur dan mengajari mereka kepada syar'i.
TAMBAHAN
Sedangkan berhubungan dengan maraknya permainan di era ini terutama dari internet kami coba menyajikan hukum permainan umum (untuk semua permainan baik online maupun offline atau juga manual, berlaku untuk anak yang sudah baligh - lansia/yang belum pikun), dari hasil musyawaroh tentang hukum bermain permainan kami dapati hukum khilaf dan tafsil dengan tafshilan sebagai berikut;
  • Menurut syafi'iyyah; 
  1. Haram dg catatan ada jaminan dalam permainan tersebut, meninggalkan/ melupakan waktu sampai2 meninggalkan kewajiban sholat, dan bermain dengan orang yang beri'tiqad keharaman permainan tersebut.
  2. Tdak haram dg catatan tdak ada jaminan dalam permainan tersebut, tidak meninggalkan/ melupakan sholat, dan tidak bermain dengan orang2 yang beri'tiqad akan keharaman permainan tersebut.
  • Menurut madzhab 3 selain syafi'iyyah (hanafiyah, malikiyah, hanabilah) menghukumi haram muthlaq. Dalam masalah catur karena termasuk judi
Wallohu a'lam

💥Ibarot;
القرطبي ج٣ص٥٢ 
الميسر: قمار العرب بالأزلام. قال ابن عباس: كان الرجل في الجاهلية يخاطر الرجل على أهله وماله فأيهما قمر صاحبه ذهب بماله وأهله، فنزلت الآية. وقال مجاهد ومحمد بن سيرين والحسن وابن المسيب وعطاء وقتادة ومعاوية ابن صالح وطاوس وعلي بن أبي طالب رضي الله عنه وابن عباس أيضا: كل شي فيه قمار من نرد وشطرنج فهو الميسر، حتى لعب الصبيان بالجوز والكعاب
فتح المعين 
واللعب بالشطرنج بكسر أوله وفتحه معجما ومهملا مكروه إن لم يكن فيه شرط مال من الجانبين أو أحدهما أو تفويت صلاة ولو بنسيان بالاشتغال به أو لعب مع معتقد تحريمه وإلا فحرام ويحمل ما جاء في ذمه من الأحاديث والآثار على ما ذكر
إعانة الطالبين ج 4 ص 326-327 
واللعب بالشطرنج مكروه إن لم يكن فيه شرط من الجانبين او أحدهما او تفويت صلاة ولو بنسيان بالاشتغال به او لعب مع معتقد تحريمه وإلا فحرام -الى أن قال- وهو حرام عند الأئمة الثلاثة مطلقا( وإنما قالوا بالحرمة للأحاديث الكثيرة التي جائت في ذمه. قال في التحفة لكن قال الحافظ لم يتبت منها حديث من طريق صحيح ولا حسن ،وقد لعبه جماعة من أكابر الصحابة ومن لا يحصى من التابعين ومن بعدهم، وممن كان يلعب غبا سعيد بن جبير رضي الله عنه.
Wallaahu A'lamu Bis Showaab.

Comments

Popular posts from this blog

Syawir "Hukum Sholawat dengan Berjoget (dangdutan)

Kajian Qowaidh al fiqh ( Kitab al Asybah wa an Nadzoir) "Hal yang Berhubungan dengan Niat"

Syawir "Hukum Sholawat saat Memandikan Jenazah"