Kajian Ushul Fiqh (waroqot) "Pembagian Nasakh"
إلى حضرة النبي المصطفى سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم واله واصحابه واتباعه وإلى حضرة جميع مشايخنا ومعلمينا وإلى جميع مؤلفي الكتب التي تعلمناها وعلمناها خصوصا الي إمام الحرمين أبي المعالي الجويني مؤلف متن الورقات
الفاتحة...
ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (1)
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ (2) اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (3) ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ اﻟﺪﻳﻦ (4) ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ (5)
اﻫﺪﻧﺎ اﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ (6) ﺻﺮاﻁ اﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ اﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ اﻟﻀﺎﻟﻴﻦ (7)
Bismillah, malam ini kita akan masuk dalam pembahasan kitab Waroqot selanjutnya yakni tentang pembagian dari Nasakh.
Imam Haromain berkata:
وينقسم النسخ إلى بدل وإلى غير بدل
"Nasakh terbagi menjadi 2 macam:
- Ada penggantinya.
- Tidak ada pengganti.
Contoh yang bagian pertama akan kami jelaskan di belakang nanti, sebab berhubungan dengan masalah pembagian penggantinya.
Sedang conth yang kedua adalah tentang ayat yang membahas tentang kewajiban membawa sedekah saat Sowan Baginda Nabi. Allah berfirman:
يا أيها الذين إذا ناجيتم الرسول فقدموا بين يدي نجواكم صدقة
Redaksi فقدموا adalah fi'il Amar (kata kerja perintah) yang mutlak, sehingga menunjukkan makna wajib untuk membawa sedekah saat hendak sowan baginda Nabi.
Hanya saja, kewajiban ini kemudian di nasakh (hapus) oleh Allah melalui Ayat:
أأشفقتم أن تقدموا بين تجواكم صدقة فإن لم تفعلوا وتاب الله عليكم فأقيموا الصلاة...
Dalam ayat selanjutnya tersebut, Allah hanya memberikan keringanan bahwa kalau kalian merasa berat untuk menghaturkan sedekah pada baginda Nabi, maka Allah menerima tobat kalian وتاب الله .
Tapi tidak ada ganti dr kewajiban mengahaturkan sedekah itu kecuali perintah Solat dan Zakat, yg mana keduanya itu memang sudah di wajibkan aslinya.
Selanjutnya Imam Haromain berkata:
وإلى ما هو أغلظ وإلى ما هو أخف
Nasakh yang ada badalnya pun terbagi menjadi 3:
👉1. Ada badal yg lebih berat dari yg di ganti.
Contoh: وعلى الذين يطيقونه فدية طعام مسكين
Ayat di atas, menjelaskan bahwa orang yg mampu berpuasa itu boleh untuk memberikan fidyah dan tidak puasa. Ini di nasakh dg ayat:
فمن شهد منكم الشهر فليصمه
"Bahwa siapa saja yang mengetahui adanya hilal itu wajib untuk berpuasa". Tentunya berpuasa itu lebih berat dari pada sekedar membayar fidyah
👉2. Ada badal tapi lebih ringan.
Contoh: إن يكن منكم عشرون صابرون يغلبوا مائتين
Ayat di atas menjelaskan bahwa pada mulanya, jika antara pasukan muslim dan non muslim sudah berhadap-hadapan, maka pasukan muslim wajib menghadapi dan tidak boleh lari, walaupun jumlah secara kuantitas kalah dengan non muslim. Yakni selama bandingannya masih 20: 200 orang/1:10 orang. Di bawah itu baru boleh mundur. Namun, ayat di atas di hapus dengan ayat:
فإن يكن منكم مائة صابرة يغلبوا مائتين
Ayat terakhir ini 👆 menjelaskan bahwa Allah meringankan bahwa jikalau 100:200/1:2 maka gak boleh mundur. Bahasa al-Qur'an di sebutkan:
الآن خفف عنكم وعلم أن فيكم ضعفا
Secara eksplisit Allah meringankan beban umat islam
👉3. Ada badal tapi sama. Tidak berat, juga tidak ringan.
Contoh: Baginda Nabi menghadap Baitul Maqdis hampir 16 bulanan. Sampai2 orang Yahudi sangat senang dengan hal itu, namun pada akhirnya itu di nasakh dengan turunnya ayat Qur´an:
فولوا وجهك شطر المسجد الحرام
Yang memerintahkan untuk menghadap ke arah masjid harom, dalam hal ini adalah Ka'bah.
Kewajiban menghadap ke arah ka'bah itu sama saja dengan kewajiban menghadap ke arah baitul maqdis.
Saya cukupkan sampai di sini dulu, wallohu A'lam bis sowab.
Comments
Post a Comment