Kajian Ushul Fiqh (waroqot) "Nasakh-Mansukh"

  إلى حضرة النبي المصطفى سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم واله واصحابه واتباعه وإلى حضرة جميع مشايخنا ومعلمينا وإلى جميع مؤلفي الكتب التي تعلمناها وعلمناها خصوصا الي إمام الحرمين أبي المعالي الجويني مؤلف متن الورقات
الفاتحة...
ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (1)
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ (2) اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (3) ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ اﻟﺪﻳﻦ (4) ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ (5)
اﻫﺪﻧﺎ اﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ (6) ﺻﺮاﻁ اﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ اﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ اﻟﻀﺎﻟﻴﻦ (7)
 Bismillah. Saya akan melanjutkan kajian Ushul Fiqh dengan materi kitab Waroqot, dan kajian hari ini melanjutkan tentang masalah nasakh-mansukh yang kemarin sempat terhenti.
Imam Haromain berkata:
 وشرعا الخطاب الدال على رفع الحكم الثابت بالخطاب المتقدم على وجه لولاه لكان ثابتا مع تراخيه عنه.
"Nasakh adalah sebuah khithab (firman Allah/sunnah Nabi) yang menunjukkan di angkatnya sebuah hukum yang telah di tetapkan oleh khithab sebelumnya. (Cara mengangkatnya) sesuai dengan pola yang andaikan tidak dengan pola tersebut niscaya hukum awal akan tetap. Beserta dengan datang akhirnya khithab kedua itu"

Dari definisi di atas, kita bisa mengambil beberapa point sebagai berikut:
  1. Ada hukum yang di tetapkan oleh khitab yang lebih dahulu/khitab pertama. Hukum inilah yang dalam bab ini di sebut dengan "Mansukh".
  2. Ada hukum yang di tetapkan oleh khitab akhir/ke-2. Hukum inilah yang dalam bab ini di sebut dengan "Nasikh". 
  3. Ada pola pengangkatan hukum yang ada. Yakni tidak dengan Ghoyah (adanya ketetapan akhir yang sudah di sebutkan dlm teks Awal) atau illah (alasan di tetapkan hukum awal yang jika alasan hilang, maka dengan sendirinya hukum pun hilang). Hilangnya sebuah hukum karena ada ghoyah dan illah itu bukan bagian dari nasakh. 
  4. Nasikh itu harus datang lebih akhir dari yang di mansukh.
Contoh Ghoyah:
إذا نودي للصلاة من يوم الجمعة فاسعوا إلى ذكر الله وذروا البيع — إلى قوله — فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله.
Pada ayat di atas, Allah melarang jual beli saat adzan jum´ah berkumandang. Tapi larangan tersebut hilang jikalau sholat sudah selesai.
  • hukum awal= larangan jual beli saat adzan jum'at sudah berkumandang.
  • boleh jual beli jika sudah selesai sholat jum'at.
Hukum kedua ini tidak bisa di sebut menasakh hukum pertama, sebab penghapusan hukum itu tidak dengan pola nasakh, akan tetapi lebih ke pola ghoyah tadi.
Contoh illat adalah larangan berburu yang di tetapkan oleh ayat:
وحرم عليكم صيد البر ما دمتم حرما
Tidak bisa kemudian keharaman ini dikatakan di nasakh oleh ayat:
وإذا حللتم فاصطادوا
Sebab keharaman itu ada illat/alasannya, yakni ihram. Jika alasan ini hilang, maka dengan sendirinya hilang pula hukumnya

PEMBAGIAN NASKH

Menurut Imam Haromain (juga mayoritas Ulama) Nasakh di bagi menjadi 3 bagian kelompok. Sebagaimana beliau sebutkan berikut ini
💦 1. Naskhu Tilawah, tidak hukum.
Imam Haromain berkata:
ويجوز نسخ الرسم وبقاء الحكم
"Bisa saja terjadi nasakh Rosm/tilawah, sementara hukumnya tetap"
Dan pendapat ini pun sama di ikuti oleh kebanyakan ulama ushul fiqh.
Yang biasa di buat contoh adalah:
الشيخ والشيخة إذا زنيا فارجموهما البتة
Bukti adanya nasakh tilawah adalah ucapan Sayyidina Umar:
لولا أن يقول الناس زاد عمر في كتاب الله لكتبت الشيخ والشيخة إذا زنيا فارجموهما البتة. فإنا قد قرأنا ها
Hukum yang masih tetap adalah di tetapkannya hukum rajam bagi pezina mukhshon.
Catatan:
Dalam kasus ini, setidaknya ada 2 ulama yang tidak setuju dengan adanya nasakh tilawah, setahu syaih Musthofa Abu Zaid dan Syaikh Abdullah al-Ghummary yang menyebutkan dlm dua kitabnya, Al-Ihsan dan Dzauqul Halawah.
💦2. Nasakh Hukum dan tetapnya Tilawah.
Maksudnya adalah hanya hukumnya saja yang di hapus, tidak di tetapkan, akan tetapi Tilawah/bacaan ayatnya masih. Dan yang seperti ini banyak terjadi.
Contoh:
والذين يتوفون منكم ويذرون أزواج ا وصية لأزواجهم متاعا إلى الحول
Ayat di atas menjelaskan ttg iddah orang yang di tinggal wafat suaminya agar menunggu selama 1 tahun.
Hukum kewajiban menunggu 1 tahun di hapus dengan kewajiban menunggu 4 bulan 10 hari melalui ayat:
يتربصن بأنفسهن أربعة أشهر وعشرا
3. Nasakh Tilawah dan hukum
Imam Haromain berbicara berkenaan dengan yang ketiga ini:
ونسخ الأمرين معا
"Dan menasakh keduanya bersama-sama"
Contohnya adalah:
عن عائشة كان فيما نزل عشر رضاعات معلومات يحرمن فنسخن بخمس معلومات يحرمن
"Ada 10 susuan yang menjadikan di haramkan utk di nikahi, lalu di hapus ( dan di ganti) dengan 5 susuan"
Ini secara teks maupun hukum di nasakh semua.
 Oke, sampai di sini dulu kajian kita. Mungkin akan di lanjut lagi besok2, silahkan di kritik dan di kasih masukan.




























Comments

Popular posts from this blog

Syawir "Hukum Sholawat saat Memandikan Jenazah"

Kajian Qowaidh al fiqh ( Kitab al Asybah wa an Nadzoir) "Hal yang Berhubungan dengan Niat"

Kajian Ushul Fiqh (waroqot) "Perilaku Shohibus Syariah"