Kajian Ushul al Fiqh (Waroqot) "tentang Macam-Macam Hukum Syar'i"


الفاتحة إلى روح النبي المصطفى سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم وإلى روح أهل بيته وصحبه أجمعين ونخص إلى روح مؤلف متن الورقات إمام الحرمين أبي المعالي عبد الملك الجويني وإلى مشايخنا ووالدينا وأجدادنا على أن الله ينفعنا بعلومهم ويفتح لنا قلوبنا وييسر لنا أمورنا في الدين والدنيا ..الفاتحة...
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين. الرحمن الرحيم. مالك يوم الدين. إياك نعبد وإياك نستعين
إهدنا الصراط المستقيم. صراط الذين أنعمت عليهم. غير المغضوب عليهم ولا الضالين. آمين
أنواع الحكم
👉“Macam-macam Hukum”
Apa itu definisi hukum sendiri? Dalam salah satu syarah waroqot di jelaskan bahwa hukum adalah:
هو خطاب الله المتعلق بأفعال المكلفين مباشرة (قرآن) أو ما يخرج عن الرسول على سبيل التشريع – أو إجماع – أو أى دليل شرعي نصبه الشارع لمعرفة الحكم.
“Hukum adalah Khithab Allah yang berhubungan dengan prilaku orang-orang mukallaf, entah itu secara langsung (Mubasyarah) semisal al-Qur’an, atau yang keluar dari baginda Rasul selama itu sebagai tasyri’ (penetapan hukum dari Allah) atau kesepakatan atau hal apapun yang telah di tetapkan oleh Syari’ (Allah dan Rasul) untuk mengetahui hukum”
والأحكام سبعة الواجب والمندوب والمباح والمحظور والمكروه والصحيح والباطل
“Hukum itu ada 7 macam; wajib, mandub, mubah, makhdzur (haram), makruh, shahih dan batil”
👉Dari pembagian hukum di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa hukum itu terbagi menjadi 2 macam;
  1.  Hukum Taklifi. Hukukm taklifi adalah khithab Allah yang berupa tuntutan, baik itu tuntutan agar seseorang Mukallaf itu melakukan sebuah amaliah (Iqthdha’), yang mana dari tuntutan tersebut ini muncul hukum wajib dan sunnah. Atau tuntutan dari Syari’ agar orang-orang mukallaf itu meninggalkan sebuah amaliah, yang pada akhirnya memunculkan hukum Haram dan Makruh. Atau bisa juga tuntutan tersebut adalah agar seseorang meyakini bahwa sebuah amal itu berstatus boleh-boleh saja, tidak ada keharusan melakukan atau meninggalkan.
  2. Hukum Wadh’i. Hukum Wadh’i adalah hukum yang berhubungan dengan tuntutan untuk menjadikan sesuatu sebagai sebab, syarat dan Mani’ (hal yang mencegah terjadinya sesuatu).
👉Selanjutnya kita akan membahas pembagian beberapa hukum menurut para Fuqoha’, sebab nantinya definisi dari beberapa hukum berikut ini akan berbeda menurut pakar ushul fiqh. Syaikh Imamu-l-Haromain al-Juwaini berkata:
فالواجب ما يثاب على فعله ويعاقب على تركه
“wajib adalah sebuah amal yang akan di beri pahala jika di lakukan dan akan mendapatkan siksaan jikalau ditinggalkan”
والمندوب ما يثاب على فعله ولا يعاقب على تركه
“Mandub adalah sebuah amal yang akan di beri pahala jikalau di lakukan, akan tetapi tidak di siksa jikalau di tinggalkan sekalipun”
والمباح ما لا يثاب على فعله ولا يعاقب على تركه
“Mubah adalah sesuatu yang tidak di beri pahala sebab di lakukan, tidak pula di siksa jikalau di tinggalkan”
والمحظور ما يثاب على تركه ويعاقب على فعله
“Mahdzur (haram) sesuatu yang jikalau ditinggalkan (dengan niat menuruti printah Allah), maka akan di beri pahala. Dan jikalau di lakukan maka akan mendapatkan siksaan”
والمكروه ما يثاب على تركه ولا يعاقب على فعله
“Makruh adalah sesuatu yang jikalau di tinggalkan akan mendapatkan pahala, jika di lakukan tidak akan di siksa”
والصحيح ما يتعلق به النفوذ ويعتد به
“Shohih adalah hukum yang berhubungan dengan 2 hal:
  • Nufudz: adanya imbal balik dari salah satu pihak ke pihak yang lain.
  • I’tidad: memenuhi beberapa kreteria dan syarat-syarat yang sudah ada.
والباطل ما لا يتعلق به النفوذ ولا يعتد به
“batil adalah kebalikan dari shohih, yakni sesuatu yang tidak berhubungan dengan Nufudz maupun I’tidad. Sebagaimana telah kami paparkan di atas.
untuk siang ini, kajian sampai di sini dulu. insya Allah kalau ada waktu besok kita lanjut lagi. silahkan kalau ada yang mau nambahi, mengkritik, memperkaya dan memperbaiki selanjutnya. saya tinggal rehat sebentar, nanti saya sambi sebisanya. wallahu a'lam bis showab.

Comments

Popular posts from this blog

Syawir "Hukum Sholawat saat Memandikan Jenazah"

Kajian Qowaidh al fiqh ( Kitab al Asybah wa an Nadzoir) "Hal yang Berhubungan dengan Niat"

Kajian Ushul Fiqh (waroqot) "Perilaku Shohibus Syariah"