kajian ushul al fiqh (waroqot) tentang dalalah nahi

إلى حضرة النبي المصطفى سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم واله واصحابه واتباعه وإلى حضرة جميع مشايخنا ومعلمينا وإلى جميع مؤلفي الكتب التي تعلمناها وعلمناها خصوصا الي إمام الحرمين أبي المعالي الجويني مؤلف متن الورقات

الفاتحة...

ﺑﺴﻢ اﻟﻠﻪ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (1)
اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ (2) اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ (3) ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ اﻟﺪﻳﻦ (4) ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ (5)
اﻫﺪﻧﺎ اﻟﺼﺮاﻁ اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ (6) ﺻﺮاﻁ اﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ اﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭﻻ اﻟﻀﺎﻟﻴﻦ (7)

Mumpung ada waktu luang saya lanjut materi Waroqot. Imam Haromain berkata:

والنهي استدعاء أي طلب الترك بالقول ممن هو دونه على سبيل الوجوب

Yg d sebut dg "nahyu" adl tuntutan untuk meninggalkan sesuatu pada orang yg lebih rendah dengan ucapan, dan tuntutan ini sifatnya adalah wajib"

Larangan ini menggunakan redaksi  لا تفعل  dan semisalnya. Contoh mudahnya adalah firman Allah dlm al-Qur'an:

لا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل

أو "لا تأكلوا الربا أضعافا مضاعفة

Dua ayat d atas menjelaskan larangan untuk mendapatkan sebuah harta dengan cara yg tidak benar dan larangan untuk mengkonsumsi riba jikalau berlipat ganda.

ويدل النهي على فساد المنهي عنه

"Adanya larangan itu menunjukkan bahwa sesuatu yg di larang itu batal (fasid)"

Sebenarnya sesuatu yg di larang itu ada yg dalam masalah ibadah dan ada yg dlam masalah muamalah.

1. Ibadah.

Dalam masalah ibadah sesuatu yg di larang itu secara otomatis juga batal selama yg di larang adalah:

a. Masuk dalam esensi ibadah. Contoh: larangan sholat bagi orang yg Haidh dalam hadis Nabi:

أليس إذا حاضت لم تصل ولم تصم

Sebab Haid itu berhubungan langsung dg di tiadakannya salah satu syarat orang sholat yakni harus suci

b. Sesuatu yg bukan esensi dr ibadah, tapi tidak bisa terlepas dr ibadah tersebut. Contohnya adalah puasa pada hari raya pada hadis baginda nabi:

نهينا عن صيامين وبيعتين الفطر والنحر والملامسة والمنابذة

Idul fitri bukanlah puasa, dua hal yg esensinya berbeda. Jg tidak ada hubungannya dg puasa. Tetapi larangan berpuasa pd hari raya ini larang sebab adanya i´rodh (berpaling) dr jamuan Allah yg mana hal itu hanya bisa terjadi dengan puasa saja. Maka puasa pd hari raya hukum nya haram dan jika di lakukan maka batal

2. Dalam muamalah.

Adapun larangan dalam muamalah itu menimbulkan hukum fasid juga dalam:

a. Kembali pada esensi akad. Contoh: haromnya bai' hashot. Yakni jual beli yg bisa mendapatkan barangnya hanya dg melempar batu kerikil. Ini d haromkan sebab berhubungan dg esensi akad, yakni tidak adanya akad.

b. Atau larangan karena sesuatu yg merupakan bagian dalam akad. Hampir sama dg yg pertama, hanya saja ini titik tekannya adalah larangan sebab tidk terpenuhinya syarat dlm ma'qud alaih. Seperti di larangnya jual beli Talqih (pejantan). Sebab tidk ada yg tahu sifat/bendanya pejantanan itu sendiri.

c. Hal yang bukan esensi akad juga bukan bagian dr akad, hanya saja tidak bisa lepas dr akad.
Contoh haromnya jual beli dirham satu dengan 2 dirham. Sebab adanya tambahan itu aslinya bukanlah bagian dr esensi akad, hanya saja tidk bisa terlepas dr salah satu bagian akad, yakni tsaman.

وترد صيغة الأمر والمراد به الاباحة أو التهديد أو التسوية أو التكوين

Terkadang ada shighot amar, perintah tapi yg d maksud adalah bukan perintah wajib. Misal:

1. Ibahah (makna boleh). Contoh: perintah makan.

2. Tahdid (menakut-nakuti). Contoh:

إذا لم تستح فاصنع ما شئت

3. Taswiyah ( sama). Contoh:

اصبروا أو لا تصبروا

4. Takwin (cepatnya menciptakan). Contoh:

كونوا قردة
Alhamdulillah. Materi hari ini cukup sekian saja. Silahkan kalau ada yg mau menambahi, mengkritik atau membenahi, saya sangat terbuka. 🙏😊

Comments

Popular posts from this blog

Syawir "Hukum Sholawat saat Memandikan Jenazah"

Kajian Qowaidh al fiqh ( Kitab al Asybah wa an Nadzoir) "Hal yang Berhubungan dengan Niat"

Kajian Ushul Fiqh (waroqot) "Perilaku Shohibus Syariah"