8. 10 tahun ditinggal suami, istri gak betah lalu nikah lagi


ISTRI MENIKAH LAGI SETELAH 10 TAHUN DITINGGAL SUAMI
PERTANYAAN :
Irul Kusnia Wati
Assalamu'alaikum...  nitip pertanyaan dari temans...  sebut aja nmnya tini.tini nikah sm toyyib. baru 3 bulan tini hamil setelah 6 blntoyyib menghilang tanpa kbr,tini dah berusaha mencari toyyib tetapi juga g'ketemu...thn bergnt thn g'terasa dah 10 thn...karena ayah tini g'tega liat tini hidup sendirin ngidupin buah hati...akhirnya ayahnya menjodohkan tini.  pertanyaannya apa boleh & sah jika tini nikah lagi dengan laki-laki laen...? suwun..
JAWABAN :
Yupiter Jet
Langkah pertama... harus melalui / melibatkan hakim, ketika seorang suami hilang entah kemana, maka hukumnya ada dua pendapat...
1. Qoul qodim, istri termasuk kategori yang berhak mengajukan fasakh, tetapi harus menunggu sampai empat tahun, asumsi ini sebagai ukuran kepastian matinya si suami, setelah empat tahun habis, si istri harus menjalani iddah wafat (4 bulan 10 hari), setelah iddah habis baru dia bisa menikah. kepastian dan penentuan kematian si suami harus melalui hakim. ketentuan hukum ini berdasarkan ijtihad Sayyidina Umar RA.
2 Qoul jadid, istri TIDAK boleh fasakh dan harus bersabar menunggu nasib, pendapat ini berdasarkan qoul/ijtihad sayyidina Ali KW.
(فصل) إذا فقدت المرأة زوجها وانقطع عنها خبره ففيه قولان (أحدهما) وهو قوله في القديم إن لها أن تنفسخ النكاح ثم تتزوج، لما روى عمرو بين دينار عن يحيى بن جعدة " أن رجلا استهوته الجن فغاب عن أمرأته، فأتت عمر بن الخطاب رضى الله عنه فأمرها أن تمكث أربع سنين، ثم أمرها أن تعتد ثم تتزوج " ولانه إذا جاز الفسخ لتعذر الوطئ بالتعنين وتعذر النفقة بالاعسار، فلان يجوز ههنا - وقد تعذر الجميع - أولى (والثانى) وهو قوله في الجديد وهو الصحيح أنه ليس لها الفسخ، لانه إذا لم يجز الحكم بموته في قسمة ماله لم يجز الحكم بموته في نكاح زوجته، وقول عمر رضى الله عنه يعارضه قول علي عليه السلام " تصبر حتى يعلم موته " ويخالف فرقة التعنين والاعسار بالنفقة، لان هناك ثبت سبب الفرقة بالتعنين، وههنا لم يثبت سبب الفرقة وهو الموت فإن قلنا بقوله القديم قعدت أربع سنين ثم تعتد عدة الوفاة ثم تتزوج، لما رويناه عن عمر رضى الله عنه، ولان بمضي أربع سنين يتحقق براءة رحمها ثم
تعتد: لان الظاهر أنه مات فوجب عليها عدة الوفاة
[ almajmu' 18/155 ]
Ini lengkapnya...dari ibarot almajmu' 18/155 :
فصل : إذا فقدت المرأة زوجها و انقطع عنها خبره ففيه قولان : أحدهما و هو قوله في القديم أن لها أن تفسخ النكاح ثم تتزوج لما روى عمر بن دينار عن يحيى بن جعدة أن رجلا استهوته الجن فغاب عن امرأته فأتت عمر بن الخطاب رضي الله عنه فأمرها أن تمكث أربع سنين ثم أمرها أن تعتد ثم تتزوج و لأنه إذا جاز الفسخ لتعذر الوطء بالتعنين و تعذر النفقة بالإعسار فلأن يجوز ههنا و قد تعذر الجميع أولى
[ Fashlun ] Apabila seorang istri kehilangan suaminya dan tidak ada berita (tentang kondisi dan posisinya), maka ada dua qoul :
1. Qoul qodim, si istri berhak melakukan fasakh lalu menikah. pendapat ini berdasarkan riwayat dari Umar bin Dinar dari yahya bin Ju’dah, bahwa ada seorang laki-laki yang disukai oleh Jin, lantas dia hilang meninggalkan istrinya. Lalu Si istri mendatangi Umar bin Khottob. Dan Umar bin Khottob menyuruh si istri untuk menunggunya selama 4 (empat) tahun ditambah ‘iddah wafat (4 bulan 10 hari), setelah itu diperbolehkan menikah. Umar berijtihad seperti ini dengan alasan (menggunakan qiyas awlawi) bahwa ketika seorang istri dibolehkan minta fasakh karena kondisi mandulnya suami atw karena tidak mampunya suami memberi nafkah, maka kondisi ini (hilangnya suami) jelas lebih memungkinkan untuk fasakh.
و الثاني و هو قوله في الجديد و هو الصحيح أنه ليس لها الفسخ لأنه إذا لم يجز الحكم بموته في قسمة ماله لم يجز الحكم بموته في نكاح زوجته
2. Qoul jadid dan ini qoul yang shohih, si istri tidak boleh memfasakh, alasannya, dalam hal harta suami ketika si suami belum dipastikan kematiannya maka hartanya tidak bisa dibagikan sebagai warisan (dijadikan tirkah), yang karenanya tidak boleh pula menghukumi si suami telah meninggal sebagai alasan untuk bisa menikah.
و قول عمر رضي الله عنه يعارضه قول علي عليه السلام تصبر حتى يعلم موته و يخالف فرقة التعنين و الإعسار بالنفقة لأن هناك ثبت سبب الفرقة بالتعنين و ههنا لم يثبت س

Comments

Popular posts from this blog

Syawir "Hukum Sholawat dengan Berjoget (dangdutan)

Kajian Qowaidh al fiqh ( Kitab al Asybah wa an Nadzoir) "Hal yang Berhubungan dengan Niat"

Syawir "Hukum Sholawat saat Memandikan Jenazah"